Berburu Hama Barramundi
Spot wild fishing yang ada di Indramayu masihlah sangat
potensial, terlebih banyaknya muara sungai yang membentang dari mulai hulu
hingga hilir yang berhadapan langsung dengan laut pantai utara jawa (pantura).
Terlebih spot barramundi atau kakap putih banyak ditemukan di muara atau tambak
yang ada di Indramayu.
|
Juli > double strike sekaligus |
Ikan Kakap
Putih (Lates calcarifer, Bloch) atau lebih dikenal dengan nama
seabass/Baramundi merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis. Selain
itu, jenis ikan ini juga menjadi target favorit para mania di muara atau tambak
yang memiliki jenis air payau.
Indonesia
sendiri memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha
budidaya ikan, namun usaha budidaya ikan kakap belum banyak berkembang,
sedangkan di beberapa negara seperti, Malaysia, Thailand dan Singapura, usaha
budidaya ikan kakap dalam jaring apung (floating net cage) di laut telah
berkembang.
Sedangkan
di Indramayu khususnya di Kecamatan Cantigi, barramundi dinilai sebagai hama. Maksudnya adalah
ikan barramundi acapkali menggangu budidaya ikan bandeng dan udang.
Seperti
halnya ketika Mas Boy (MB) menjajal spot barramundi di tambak desa Waledan,
Kecamatan Cantigi, Indramayu. Bersama dua mania mancing asal Indramayu, Aris
dan Juli, serta Aji dan MB yang
bertolak langsung dari Jakarta.
Mengawali
perjalanan dari Depok, Aji dan MB
terlebih dahulu bertolak ke Kecamatan Kertasemaya, Indramayu, yang ditempuh
dalam waktu empat setengah jam. Disana kami pun bertemu dengan Aris dan Juli
serta beberapa para mania lainnya.
Perencanaan Trip
Kami berkumpul disebuah warung yang menjadi base
di desa Tanajar, Kertasemaya. Beberapa para mania telah hadir untuk
membicarakan mengenai trip kami ini, yaitu berburu hama barramundi di Desa Waledan, Kecamatan
Cantigi, Indramayu.
Awalnya
kami membicarakan mengenal rute dan medan yang akan kami tempuh nanti dengan
menggunakan sepeda motor, maklum perjalanan dengan menggunakan mobil terlalu
memakan waktu lama dan spot yang dituju tidak bisa dicapai dengan menggunakan
mobil.
Mengingat
kontur jalan yang berbatu dan tanah, rasanya sulit jika menggunakan mobil
sebagai alat transportasi kami menuju spot. “Lebih efektifan menggunakan motor,
begitu parkir motor kita hanya jalan ± 1 km untuk menjangkau spot yang
potensial,” ujar Aris.
Bersamaan
dengan trip kondisi bulan penuh atau purnama, menjadi petanda baik untuk
berburu barramundi. Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh mania mancing
setempat ketika turun saat bulan purnama maka tangkapan akan berbuah manis.
Akhirnya
kami sepakat menggunakan motor dan dalam trip ini Aris dan Juli, selaku
pemancing lokal dan sejatinya sudah paham betul akan spot yang ada bersedia
menemani perjalanan mancing kali ini.
|
MB > hasil barramundi menggunakan teknik cekok |
Kami
sepakat akan bertemu kembali pada pukul 18.00 untuk langsung menuju TKP.
Perjalanan waktu tempuh menuju Desa Waledan dari Kertasemaya ialah ± 1 jam
dengan kecepatan rata-rata 80km/jam.
Tiba Di Lokasi
Setelah
menempuh waktu perjalanan yang menegangkan karena sulitnya medan yang ditempuh akhirnya kami pun tiba di
lokasi. Selanjutnya kami memesan udang hidup yang nantinya akan kami pergunakan
untuk umpan kakap putih.
Sambil
menunggu umpan , kami mempersiapkan piranti pancing yang akan dipergunakan.
Penggunaan piranti yang kami persiapkan mulai dari panjang 180-250 cm. Hebatnya
lagi Aris dan Juli tidak menggunakan ril tetapi menggunakan ril tradisional
berupa gulungan kayu yang di isi oleh senar monofilament.
Type joran
yang dipersiapkan merupakan type medium dan fast taper. Saya juga tak mau
ketinggalan dengan menyiapkan joran maguro gallant 180 dan ril maguro marvel
3000, beserta senar kaizen berukuran 16 lb. Sedangkan lainnya menggunakan senar
berukuran 20-30 lb.
Akhirnya
udang hidup dan piranti telah kami persiapkan, selanjutnya kami membeli
perbekalan obat anti nyamuk, baik yang berbentuk bakar ataupun lotion. Obat
anti nyamuk merupakan senjata yang wajib dibawa ketika hendak mancing di suatu
muara atau tambak.
Jalannya Trip
Di hari pertama atau tepatnya
malam hari sekitar pukul 19.30 kami berjalan menyusuri tambak dan kali Purwa
yang menjadi titik spot untuk berburu barramundi. Setelah mendapatkan izin
dari pengelola tambak, kami pun dipersiahkan untuk mencari hama kakap putih di tambak.
Saat kami
berjalan setengah perjalanan dari hot spot, kami mampir terlebih dahulu di spot
tambak terdekat. Udang segar segera kami kaitkan di mata kail dan kami pun
menunggu umpan disambar.
Untuk membantu penglihatan ketika
kami mancing dengan menggunakan plampung, maka plampung kami beri starlight
agar terlihat baik. Maklum lokasi ini tidak diterangi oleh sinar lampu
terkecuali indahnya sinar bulan purnama.
Hingga beberapa saat umpan belum di
sentuh juga, akhirnya Aris memberikan komando untuk pindah ke tambak lainnya.
Berjalan hingga beberapa meter akhirnya Juli, Saya dan Aji tiba di lokasi ke
dua. Aris yang masih penasaran di spot pertama tetap tinggal guna mengejar
target ikan berukuran besar.
Di spot kedua ini Juli mengawali strike, teknik cekok (ngegantung -red)yang diterapkan
berhasil menggetarkan ujung jorannya. Dengan sigap Juli mendaratkan kakap putih
pertamanya. Di spot ini Juli berhasil menaikan dua ekor kakap putih, namun malang buat Saya dan Aji
yang berlum berhasil strike.
Akhirnya kami sepakat untuk pindah
spot yang terjauh, dimana spot ketiga ini merupakan spot sangat potensial
karena sudah hampir mendekati bibir muara yang berhadapan langsung dengan laut
pantai utara.
Berjalan kurang lebih selama 20
menit dengan diterangi lampu senter kami sedikit sulit melewati medan karena beceknya medan akibat ujan di sore hari. Dengan
perjuangan gigih kami bertiga akhirnya tiba, terlihat beberapa dua mania
mancing juga sedang asik strike dan fight dengan kakap putih.
Di awali dengan keberhasilan juli
ketika strike di dalam anjungan air
keluar dan masuk, dengan teknik ampul joran miliknya melengkung dasyat.
Akhirnya kakap putih berukuran sedang berhasil ditaklukannya.
Kini giliran Saya yang berhasil strike, ketika iseng pindah titik sisi
tambak teknik cekok yang baru saya pelajari berhasil disambar…strike. Joran maguro gallat saya
melengkung, dengan sigap kenur 16 lb yang saya gunakan berhasil menaklukan
kakap putih pertama saya.
|
Juli, Aris dan Aji > bangga dengan barramundi tangkapan |
Akhirnya Aji juga berhasil strike, Aji yang juga menggunakan maguro
gallant dengan sigap langsung mendaratkan kakap putih. Sementara itu, di tempat
yang berbeda Juli mendapatkan pesan singkat bahwa Aris juga telah berhasil
menaikan beberapa ekor kakap putih.
Di spot ketiga ini kami berhasil
meraih hasil bagus, rata-rata ukuran ikan yang diperoleh berukuran sekilo dua
dan tiga ekor. Hingga pukul 04.00, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke
spot sebelumnya guna menargetkan kakap putih berukuran besar.
Rasa ngantuk dan kejamnya serangan
nyamuk tidak terlalu kami hiraukan, kami tetap melanjutkan berburu hama kakap putih.
Sesampainya di spot kedua kami langsung menurunkan umpan, ketika saya
menundukan kepala tiba-tiba Juli berteriak “dimakan tuh mas…strike…strike”.
Cagak yang menahan joran saya tidak
mampu menahan tarikan ikan yang menyambar umpan, hingga akhirnya jorannya
tercebur ke sisi tambak. Untuk Saya masih dapat meraih joran dan langsung
meladeni betotan ikan, kakap putih berukuran sedang akhir saya taklukan.
Pukul 06.30, kami memutuskan untuk
kembali ke spot pertama. Disana Aris menunjukan kakap berukuran 1,8 kg yang
berhasil diperolehnya dan ikan tersebut merupakan ikan terbesar yang didapat di
malam hari. Setelah itu kami melanjutkan mancing di spot pertama.
Kali ini saya mencoba teknik
casting, dengan menggunakan beberapa minnow dengan karakter seperti, sinking
dan floating. Hingga tiga jam lamanya tidak ada satu pun target yang menyenggol
minnow saya, sedangkan Aris, Juli dan Aji asik strike dan fight dengan
kakap putih.
Perburuan hama barramundi kami hentikan sejenak untuk
menikmati sarapan pagi dan kopi di warung yang berada di bantaran kali Purwa.
Setelah selesai kami lanjutkan kembali berburu barramundi, namun sayang ikan
buruan tidaklah seganas malam hari.
Perbandingan perolehan buruan
sangatlah jauh, akhirnya hingga pukul 15.30 trip berburu hama kakap putih kami sudah, dengan rasa puas
kami kembali ke desa Kertasemaya. mb