Minggu, 21 Juli 2013

Umpan Alami Galatama Lele



            Tren galatama lele ternyata berdampak pula dengan merebaknya ramuan umpan sedehana yang banyak digunakan untuk menarik perhatian ikan induk lele untuk memakannya. Banyak pula terlihat dari website mancing atau website komunitas mancing yang menanyakan umpan untuk mancing galatama lele.
            Mancing galatama lele terbilang susah-susah mudah, pasalnya lele lebih cenderung memakan umpan alami dari pada umpan olahan seperti pelet dan sejenisnya. Ya, walaupun tidak tertutup kemungkinan jika umpan pelet juga terkadang dimakan oleh ikan lele buruan.
            Namun, kebanyakan para mania khususnya mania lele sangat menggemari menggunakan umpan alami untuk memikat ikan lele buruan. Umpam alami di antaranya seperti, jangkrik, ulet hongkong, cacing, cicak, daging ayam atau daging sapi dan lainnya.
            Taukah anda jika dalam menggunakan umpan yang di atas tadi tidak asal digunakan saja, melainkan harus dicampur juga dengan menggunakan bahan lainnya untuk menarik ikan lele agar mau menyambar umpan yang digunakan.
            Nah, kali ini Mas Boy (MB) mencoba menghadirkan umpan untuk galatama lele. Berikut yang harus anda persiapkan.

Bahan-bahan :
  1. Ulet hongkong atau jangkrik secukupnya (tergantung kebutuhan).
  2. Cuka 1½ sendok teh.
  3. Royco ¼ sendok teh.

Cara Membuatnya :
            Pilihlah terlebih dahulu mana bahan umpan yang akan anda buat, maksudnya adalah pilih antara ulet hongkong atau jangkrik. Ulet hongkong dan jangkrik dapat anda beli di toko penjual pakan unggas atau di toko pancing. Pembelian bahan ulet hongkong atau jangkrik menyesuaikan kebutuhan anda.
            Persiapkan wadah lalu tuang ulet hongkong atau jangkrik lalu tuangkan cuka, aduk hingga rata. Setelah rata campurkan dengan royco lalu aduk kembali dan umpan siap dipergunaka.
            Sangat mudah bukan, silahkan anda coba dan lihat hasilnya. Semoga anda sukses ketika menggunakan umpan ini, selamat mencoba. mb
           

Trip Cisolok, Pelabuhan Ratu



Serunya Pesta Kuwe


Pada Tanggal 5-6 Mei 2013 tim Hilmi Jaya Motor Body Repair Bogor melangsungkan trip ke Cisolok, Pelabuhan Ratu dengan dipandu oleh Fery Gadjrut. Tim berangkat dengan mengguanakan KM. Sri Asih bersama Kapten Onoy, berangkat dari dermaga Cisolok kota Pelabuhan Ratu.
                Tim dari Hilmi Jaya Motor Body Repair Bogor yang kebetulan turun pada saat itu beranggotakan Yudi, Afrizal, Kang Uce, Kang Deden dan Fery Gadjrut. Trip ini memang sudah di agendakan sejak jauh-jauh hari sebelum bulan Mei 2013. Awal rencana trip hanya bertiga saja akan tetapi Afrizal ingin sekali ikut mancing bareng bersama tim.
                Dengan izin dari Kang Uce akhirnya Afrizal turut dalam trip. Sesampainya di Cisolok kami berpapasan dengan pemancing yang juga mincing di laut selatan, yaitu Epul aka Gospel. Karena tim sudah sakau berat dan sangat bersemangat akhirnya kami hanya berbincang sesaat saja.
                Sebelum berangkat Fery memberikan obat dramamin kepada yang lain, masing-masing diberikan dua butir. Maklum pemancing utara dan spot kali ini lumayan jauh dari Cisolok. Pukul 04.00 subuh tim start dari Cisolok-Cidukul.
Tim langsung mengeset tiga pasang lure rapala dengan menggunakan handline. Karena keasikan nonton tenggiri loncat-loncatan kepermukaan air laut sampai tidak ketahuan kalau spol klondongan sudah terbawa digondol ikan “wah bukan rezeki… hehehe,” ujar Fery.
Sesampainya di spot Cidukul pukul 18.00 kapten memutuskan untuk lego jangkar, seluruh tim mencoba menggunakan gadjrut. Disini tim memperoleh ikan table size, sampai pukul 22.00 tim belum mendapatkan ikan yang berukuran besar.
Feri dgn ikan pari tangkapan
Tak lama berselang Kang Uce berhasil strike, fight berlangsung hingga 40 menit, sepertinya ikan besar yang menyambar jika dihitung berdasarkan lamanya fight. Akhirnya ikan pari berhasil berhasil naik ke atas kapal. Tim kembali melempar rangkaian gadjrut dengan menggunakan tujuh mata kail dengan mengunakan ikan tembang utuh.
Fery berhasil strike, perlawanan sangat hebat hingga 30 menit tarik ulur dengan kenur teknik handline. Roll pada kelos yang menampung kenur sebanyak 300 meter nampak mau habis terulur akibat perlawanan ikan. Karena tangan sudah pedas akibat bergesekan dengan kenur akhirnya Fery memutuskan untuk mengoper dengan kapten Onoy.
“Pa tolong udah ga kuat nih tangan,”ujar Fery. “ waduh ini ikan gede sepintu kayanya,” sahut Kapten Onoy. “Bisa bahaya saat ngeganco nih om, mending ganconya diiket lagi pake tambang biar aman,” tambah Kapten Onoy.
1 jam perlawanan sengit, keringat kang onoy kaya biji jagung mulai menetes. Akhirnya tarik paksa, pretttt... akhirnya kenut putus . “Bukan rezeki lagi,” ujar Feri sambl melihat raut wajar teman-teman yang kecewa. Akhirnya Fery memutuskan untuk pindah spot ke karang deet untuk berburu ikan kuwe, nampaknya cuaca sangat mendukung karena ombak sangat flat. “Cuaca bagus nih, udah gitu gelombangnya flat seperti di kolam renang,” ujar Feri.
Tiba di karang deet pukul 01.00 dinihari, dengan terlebih dahulu mampir ke bagan untuk membeli umpan segar. Dengan harga Rp 10 ribu kami mendapatkan umpan segar satu ember. Pukul 01.00 hingga 06.00 ikan di karang deet penuh pepetek, tidak memperoleh ikan lain. “Wah kalau kaya gini umpan sekarung juga bisa bures. waduh bisa boncos mandu kali ini cuma dapet ikan pari doang, bisa-bisa pulang pake helm...gaswat.” gurah Feri dalam hati.
Pukul 06.00 akhirnya Feri berhasil mendapatkan ikan kuwe berukuran 1 kg. Feri langsung berteriak ”ikan dating” dan tim langsung ganti umpan. Tanpa menunggu lama tim langsung mendapatkan triple strike secara bertubi-tubi. “Berapa lama nih strike kaya gini?” tanya Kang Uce. “Bisa 30 menitan, jadi kalau nanti ada yang kusut kita buru-buru ganti dengan yang baru secepatnya,”ujar Feri.
Double strike dan triple strike kembali dituai oleh tim, wah Nampak benar-benar pesta ikan kuwe. Pesssstt… 10 menit berlalu tidak ada yang narik lagi, panen hanya sekejap mata tetapi alhamdullilah ada oleh-oleh buat teman-teman. Jam 07.00 pagi kita udah mendarat dengan selamat, tim mengaku masih penasaran dan ingin mengulang sukses pesta ikan kuwe. MB seperti dikisahkan Fery Gadjrut

Selasa, 09 Juli 2013

Potensi Barramundi Indramayu



Berburu Hama Barramundi
  

Spot wild fishing yang ada di Indramayu masihlah sangat potensial, terlebih banyaknya muara sungai yang membentang dari mulai hulu hingga hilir yang berhadapan langsung dengan laut pantai utara jawa (pantura). Terlebih spot barramundi atau kakap putih banyak ditemukan di muara atau tambak yang ada di Indramayu.
Juli > double strike sekaligus
            Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) atau lebih dikenal dengan nama seabass/Baramundi merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis. Selain itu, jenis ikan ini juga menjadi target favorit para mania di muara atau tambak yang memiliki jenis air payau.
            Indonesia sendiri memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha budidaya ikan, namun usaha budidaya ikan kakap belum banyak berkembang, sedangkan di beberapa negara seperti, Malaysia, Thailand dan Singapura, usaha budidaya ikan kakap dalam jaring apung (floating net cage) di laut telah berkembang.
            Sedangkan di Indramayu khususnya di Kecamatan Cantigi, barramundi dinilai sebagai hama. Maksudnya adalah ikan barramundi acapkali menggangu budidaya ikan bandeng dan udang.
            Seperti halnya ketika Mas Boy (MB) menjajal spot barramundi di tambak desa Waledan, Kecamatan Cantigi, Indramayu. Bersama dua mania mancing asal Indramayu, Aris dan Juli, serta Aji dan MB yang bertolak langsung dari Jakarta.
            Mengawali perjalanan dari Depok, Aji dan MB terlebih dahulu bertolak ke Kecamatan Kertasemaya, Indramayu, yang ditempuh dalam waktu empat setengah jam. Disana kami pun bertemu dengan Aris dan Juli serta beberapa para mania lainnya.

Perencanaan Trip
            Kami berkumpul disebuah warung yang menjadi base di desa Tanajar, Kertasemaya. Beberapa para mania telah hadir untuk membicarakan mengenai trip kami ini, yaitu berburu hama barramundi di Desa Waledan, Kecamatan Cantigi, Indramayu.
              Awalnya kami membicarakan mengenal rute dan medan yang akan kami tempuh nanti dengan menggunakan sepeda motor, maklum perjalanan dengan menggunakan mobil terlalu memakan waktu lama dan spot yang dituju tidak bisa dicapai dengan menggunakan mobil.
            Mengingat kontur jalan yang berbatu dan tanah, rasanya sulit jika menggunakan mobil sebagai alat transportasi kami menuju spot. “Lebih efektifan menggunakan motor, begitu parkir motor kita hanya jalan ± 1 km untuk menjangkau spot yang potensial,” ujar Aris.
            Bersamaan dengan trip kondisi bulan penuh atau purnama, menjadi petanda baik untuk berburu barramundi. Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh mania mancing setempat ketika turun saat bulan purnama maka tangkapan akan berbuah manis.
            Akhirnya kami sepakat menggunakan motor dan dalam trip ini Aris dan Juli, selaku pemancing lokal dan sejatinya sudah paham betul akan spot yang ada bersedia menemani perjalanan mancing kali ini.
MB > hasil barramundi menggunakan teknik cekok
            Kami sepakat akan bertemu kembali pada pukul 18.00 untuk langsung menuju TKP. Perjalanan waktu tempuh menuju Desa Waledan dari Kertasemaya ialah ± 1 jam dengan kecepatan rata-rata 80km/jam.

Tiba Di Lokasi
            Setelah menempuh waktu perjalanan yang menegangkan karena sulitnya medan yang ditempuh akhirnya kami pun tiba di lokasi. Selanjutnya kami memesan udang hidup yang nantinya akan kami pergunakan untuk umpan kakap putih.
            Sambil menunggu umpan , kami mempersiapkan piranti pancing yang akan dipergunakan. Penggunaan piranti yang kami persiapkan mulai dari panjang 180-250 cm. Hebatnya lagi Aris dan Juli tidak menggunakan ril tetapi menggunakan ril tradisional berupa gulungan kayu yang di isi oleh senar monofilament.
            Type joran yang dipersiapkan merupakan type medium dan fast taper. Saya juga tak mau ketinggalan dengan menyiapkan joran maguro gallant 180 dan ril maguro marvel 3000, beserta senar kaizen berukuran 16 lb. Sedangkan lainnya menggunakan senar berukuran 20-30 lb.
            Akhirnya udang hidup dan piranti telah kami persiapkan, selanjutnya kami membeli perbekalan obat anti nyamuk, baik yang berbentuk bakar ataupun lotion. Obat anti nyamuk merupakan senjata yang wajib dibawa ketika hendak mancing di suatu muara atau tambak.
           
Jalannya Trip
            Di hari pertama atau tepatnya malam hari sekitar pukul 19.30 kami berjalan menyusuri tambak dan kali Purwa yang menjadi titik spot untuk berburu barramundi. Setelah mendapatkan izin dari pengelola tambak, kami pun dipersiahkan untuk mencari hama kakap putih di tambak.
            Saat kami berjalan setengah perjalanan dari hot spot, kami mampir terlebih dahulu di spot tambak terdekat. Udang segar segera kami kaitkan di mata kail dan kami pun menunggu umpan disambar.
Untuk membantu penglihatan ketika kami mancing dengan menggunakan plampung, maka plampung kami beri starlight agar terlihat baik. Maklum lokasi ini tidak diterangi oleh sinar lampu terkecuali indahnya sinar bulan purnama.
Hingga beberapa saat umpan belum di sentuh juga, akhirnya Aris memberikan komando untuk pindah ke tambak lainnya. Berjalan hingga beberapa meter akhirnya Juli, Saya dan Aji tiba di lokasi ke dua. Aris yang masih penasaran di spot pertama tetap tinggal guna mengejar target ikan berukuran besar.
Di spot kedua ini Juli mengawali strike, teknik cekok (ngegantung -red)yang diterapkan berhasil menggetarkan ujung jorannya. Dengan sigap Juli mendaratkan kakap putih pertamanya. Di spot ini Juli berhasil menaikan dua ekor kakap putih, namun malang buat Saya dan Aji yang berlum berhasil strike.
Akhirnya kami sepakat untuk pindah spot yang terjauh, dimana spot ketiga ini merupakan spot sangat potensial karena sudah hampir mendekati bibir muara yang berhadapan langsung dengan laut pantai utara.
Berjalan kurang lebih selama 20 menit dengan diterangi lampu senter kami sedikit sulit melewati medan karena beceknya medan akibat ujan di sore hari. Dengan perjuangan gigih kami bertiga akhirnya tiba, terlihat beberapa dua mania mancing juga sedang asik strike dan fight dengan kakap putih.
Di awali dengan keberhasilan juli ketika strike di dalam anjungan air keluar dan masuk, dengan teknik ampul joran miliknya melengkung dasyat. Akhirnya kakap putih berukuran sedang berhasil ditaklukannya.
Kini giliran Saya yang berhasil strike, ketika iseng pindah titik sisi tambak teknik cekok yang baru saya pelajari berhasil disambar…strike. Joran maguro gallat saya melengkung, dengan sigap kenur 16 lb yang saya gunakan berhasil menaklukan kakap putih pertama saya.
Juli, Aris dan Aji > bangga dengan barramundi tangkapan
Akhirnya Aji juga berhasil strike, Aji yang juga menggunakan maguro gallant dengan sigap langsung mendaratkan kakap putih. Sementara itu, di tempat yang berbeda Juli mendapatkan pesan singkat bahwa Aris juga telah berhasil menaikan beberapa ekor kakap putih.
Di spot ketiga ini kami berhasil meraih hasil bagus, rata-rata ukuran ikan yang diperoleh berukuran sekilo dua dan tiga ekor. Hingga pukul 04.00, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke spot sebelumnya guna menargetkan kakap putih berukuran besar.
Rasa ngantuk dan kejamnya serangan nyamuk tidak terlalu kami hiraukan, kami tetap melanjutkan berburu hama kakap putih. Sesampainya di spot kedua kami langsung menurunkan umpan, ketika saya menundukan kepala tiba-tiba Juli berteriak “dimakan tuh mas…strikestrike”.
Cagak yang menahan joran saya tidak mampu menahan tarikan ikan yang menyambar umpan, hingga akhirnya jorannya tercebur ke sisi tambak. Untuk Saya masih dapat meraih joran dan langsung meladeni betotan ikan, kakap putih berukuran sedang akhir saya taklukan.
Pukul 06.30, kami memutuskan untuk kembali ke spot pertama. Disana Aris menunjukan kakap berukuran 1,8 kg yang berhasil diperolehnya dan ikan tersebut merupakan ikan terbesar yang didapat di malam hari. Setelah itu kami melanjutkan mancing di spot pertama.
Kali ini saya mencoba teknik casting, dengan menggunakan beberapa minnow dengan karakter seperti, sinking dan floating. Hingga tiga jam lamanya tidak ada satu pun target yang menyenggol minnow saya, sedangkan Aris, Juli dan Aji asik strike dan fight dengan kakap putih.
Perburuan hama barramundi kami hentikan sejenak untuk menikmati sarapan pagi dan kopi di warung yang berada di bantaran kali Purwa. Setelah selesai kami lanjutkan kembali berburu barramundi, namun sayang ikan buruan tidaklah seganas malam hari.
Perbandingan perolehan buruan sangatlah jauh, akhirnya hingga pukul 15.30 trip berburu hama kakap putih kami sudah, dengan rasa puas kami kembali ke desa Kertasemaya. mb