Jumat, 29 Mei 2009

The Gang of PFC café
Kamikaze Angler Get Together (Kaget) II

Jakarta (16/3) bertepat di the Gang of PFC Café, Jln. Lodan Raya Ancol Komplek Lodan Center Blok K No.4, Jakarta Utara, para mania penggemar mancing dengan teknik jigging berkumpul untuk mengikuti acara Kaget II.
Acara Kaget II yang bertema “Spirit of Jigging”, menurut Yogi selaku ketua panitia Kaget II, tema kali ini mengenai Jigging karena respon dari para mania khususnya penggemar Jigging sangat antusias. Kami mempersiapkan selama satu bulan dan peserta sudah tidak sabar lagi untuk mengikuti acara Kaget II ini.
Pembicara yang didatangkan untuk mengisi materi adalah Yanto Irwanto atau yang lebih dikenal dengan sapaan Wong Solo serta Kornelius dari FORMASI (Federasi Olah Raga Mancing Seluruh Indonesia). Kedua orang memang handal dalam hal mancing dengan teknik Jigging.
Acara yang dimulai pada pukul 14.00 wib dibuka oleh MC Marcus selama 15 menit. Pukul 14.15, Yanto Irwanto menyampaikan materi mengenai Jigging diantaranya adalah mengenai : apa itu jigging, cara yang efektif untuk jigging, jenis/tipe jigs, dan ril serta joran/rods untuk jigging. Lalu dilanjutkan oleh Kornelius pada pukul 15.00 wib, mengenai : ukuran jigs, warna jigs, assist hooks & rigging jigs, kenu jigs, leader jigs, styles jigging.
Setelah kedua pembicara menyampaikan materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta diperkenankan menanyakan dari apa yang disampaikan atau pertanyaan lain seputaran mancing dengan teknik jigging. Dalam sesi ini terlihat menarik karena terjadi saling tanya jawab antara pembicara dengan peserta sehingga acara ini terlihat menarik dan tidak monoton.
Disela-sela tanya jawab, tim Kamikaze memperagakan joran Kamikaze yang diperuntukan untuk jigging. Joran yang dibebani dengan bandul berbobot ± 30 kg membuat kagum para peserta Kaget II. Heriadi, salah satu peserta Kaget II dari Banjarmasin berpendapat bahwa acara seperti sangatlah penting bagi dirinya. “Saya, baru pemula dalam memancing dan langsung tertarik dengan teknik mancing jigging“, tambah Heriadi.
Peserta Kaget II yang diikuti oleh 26 peserta dari berbagai wilayah seperti Jakarta, Depok, Bogor dan Banjarmasin. Melihat banyak peserta yang hadir membuat panitia merasa optimis dapat melanjutkan acara Kaget III dengan menghadirkan pembicara yang berkelas serta dengan tema yang berbeda pula. “Kita (panitia-red) nantinya akan mengadakan acara seperti ini sebulan satu kali“, imbuh Yogi.
Panitia juga membagi-bagikan doorprice berupa kaos, rompi dan jaket persembahan dari kamikaze. Bukan hanya itu saja, dalam pembagian doorprice panitia juga mengundi untuk satu peserta Kaget II yang beruntung untuk mengikuti trip mancing yang akan direnacanakan ke Binuangeun atau ke SMR (Sea Month Rof). Menurut Yanto Irwanto, Kedua tempat ini menjadi tempat favorit bagi penggemar mancing dengan teknik jigging.
Acara yang berakhir pada pukul 16.30 wib diakhiri dengan foto bersama antara peserta Kaget II dengan panitia penyelanggara, banyak pula dari peserta Kaget II yang menjalin persahabatan dengan sesama peserta diantaranya dengan saling tukar informasi dan tukar nomer handphone. ndi

Kamis, 14 Mei 2009


IFT Tournament 4 Binuangeun Diundur, Beberapa Tim Tetap Mancing.
Keputusan untuk memundurkan acara terpaksa diambil panitia IFT Tournament 4

IFT Tournament 4 yang dijadwalkan tanggal 20,21 dan 22 Februari 2009 diundur. Keputusan panitia untuk mengundur acara tournament mengundang kontrovesi dikalangan mania mancing yang mengikuti lomba ini. Walaupun diundur ada beberapa tim yang tetap mancing

Banten (20/02) diundurnya IFT Tournament 4 mengundang pertanyaan serta kontroversi dari pihak peserta lomba IFT Tournament 4. Jumat pukul 16.00-20.00 yang dijadwalkan oleh pihak panitia tampak mundur dari waktu yang ditentukan yaitu Daftar Ulang dan pengambilan souvenir dan pukul 20.00 - 22.00 ramah-tamah. Hingga datanglah ketua panitia Joko Marthadi, kedatangan yang dinanti-nanti ternyata membawa kabar kurang mengenakan yaitu pembacaan pengunduran acara IFT Tournament 4.
Banyak pertanyaan yang dihanturkan oleh para peserta lomba yang mengikuti IFT Tournament 4. Joko Marthadi menyampaikan bahwa dirinya dipanggil ke Kapolda mengenai kepengurusan izin dan ternyata pihak Polda hanya bisa memberikan surat rekomendasi sedangkan untuk surat izin harus dikeluarkan dari Mabes Polri. Dikarenakan waktunya sudah terlalu sempit dan tidak memungkinkan mengurus izin ke MabesPolri akhirnya ketua panita berinisiatif untuk menunda turnamen IFT yang ke-4 ini demi kelancaran dan keamanan, tegas Joko Marthadi.
Saat ditanya oleh salah satu peserta lomba mengenai Surat Izin Berlayar (SIB), Pihak Syahbandar bisa saja memberikan SIB kepada peserta lomba yang ingin mancing diluar dari tournament IFT namun pihak Syahbandar tidak bertanggung jawab atas Polairud (Polisi Perairan dan udara). Dari saya, Disini letak dari kekecewaan para peserta tournament IFT 4, walaupun panitia memundurkan tournament setidaknya kita-kita ini (peserta tournament IFT 4) diperjuangkan untuk bisa mancing walaupun tidak lomba, ujar Achmadi dari Tabiler Fishing Club
Sabtu (21/02) ada beberapa tim peserta tournament IFT 4 yang memancing seperti Tabiler 1 yang turun dengan KM Putra Sulung 2 yang dikapteni oleh Ade Komarudin dan diketua oleh Hanhan beserta angota tim Hendro, Tom Partomo, Albana, Tono, Heru dan Ferdi. Tabiler 2 dengan menggunakan KM Shakila yang dikapteni oleh Agus dan diketua oleh Toni beserta anggota tim Achmadi, Puji Astuti, Yusrizal, Markus (Formasi). saya berkesempatan bergabung dengan KM Putra Sulung 2.
Start pada pukul 07.30 perlahan kapal mulai meninggalkan Muara Binuangeun, Joran trolling pun tak lupa dipasang untuk melakukan trolling menuju pulau Tinjil dan Pulau Deli. Pada pukul 11.45 menit Double Strike hand line antara Tono dan Hanhan, tarik ulur terjadi hingga kedua menghabiskan 3 gulung senar, kedua senar memiliki kekuatan 60 Lb. Cuaca yang panas membuat Tono dan Hanhan berkeringat dan terlihat letih hingga inisiatif dari Hendro untuk menyiram kepala Tono dan Hanhan dengan air mineral dingin. Perlawanan terus dilakukan ikan hingga ikan muncul kepermukaan…wauuu... hand line tono ternyata disambar oleh Blue Marlin, ketika kelihatan ikan sudah lelah tanpa ampun Tono menariknya namun tiba-tiba hand line terasa ringan ketika ditarik ternyata ikan blue marlin berhasil lolos. “Yah…Moncel deh..!!”, imbuh Tono. Sangat disayangkan pertarungan disudahi pada pukul 12.42, kini hanya tersisa hand line Hanhan yang tak mau buruannya melepaskan diri seperti yang dialami Tono. Pukul 12.58 ikan juga tidak bisa ditaklukan lalu inisiatif tim untuk mendekatkan kapal kearah ikan berlari setelah kapal mendekat teryata umpan disambar oleh ikan pari burung (Aetomylus Nichofi), ikan pari burung berbobot ± 45 kg berhasil dinaikan pada pukul 13.05. “Saya sudah cape ternyata ikan pari masih nyantai aja, sampe tangan lecet nih”, ujar Hanhan.
Selang 2 jam kemudian saat Toni mancing dasar (Buttom Fishing) disekitaran pulau Tinjil dengan KM Shakila juga berhasil strike ikan pari kembang (Trygon Kuhlii) pertarungan sangat sengit dan menghabiskan waktu 30 menit untuk menaikkan pari kembang ke atas kapal. 5 menit kemudian umpan metal jig Toni lagi-lagi disambar ikan dan strike namun Toni sudah tidak ada tenaga lagi dan joran miliknya diserakan kepada Usnizal, tidak mau buruannya lepas Usnizal memaksa ikan untuk dinaikkan kekapal. GT (Giant Trevally) seberat ± 10 kg berhasil ditaklukan.
Menjelang sore hari bertepat di karang pulung, pulau Deli terjadi saling strike, sungguh pemandangan indah dimana setiap anggota tim merasakan sensasi strike baik di KM Putra Sulung 2 maupun KM Shakila. Achmadi, strike hand line ikan cablak seberat ± 12 kg dan berhasil menaikan keatas kapal dengan waktu 20 menit. Arus yang deras memaksa anggota tim menggunakan bandul pemberat (timah pemberat) dengan dua buah ukuran 8 joule + 8 joule, keputusan ini dihimbau oleh Tom Partomo “arus sangat kencang sekali terpaksa kita (tim) menggunkan 2 bandul pemberat”. Pada pukul 18.02 Heru berhasil menaikan kerapu balong dengan bobot 7 kg, disusul double strike Albana dengan Ferdi pada pukul 18.52 berhasil menaikan kakap merah, Puji Astuti mancing dasar berhasil stike ikan kurisi, Usnirizal jigging berhasil strike GT. Hendro yang belum juga merasakan sensasi strike menjadi bahan ledekan tim, “Ndro, belum isi buku tamu juga nih…”, cetus Tom Partomo dan tono dengan kompak. Baru pada pukul 19.35 Hendro berhasil strike kakap merah dan 2 menit berselang Zahir strike kakap merah.
Hingga larut malam tim masih sibuk strike ada yang jigging dan mancing dasar. Strike hand line berhasil oleh Puji Astuti kali ini hand line yang ditarik terasa sangat berat, “dengan sekuat tenaga saya akan bertarung dan jangan sampe lolos” ujar Puji. Hanya butuh waktu 15 menit untuk menaklukkan GT seberat 15 kg dan GT pun berhasil diangkat ke atas kapal. Double strike saat Tom Partomo dengan Heru melakukkan jigging, umpan metal jig keduanya disambar dan strike, tak butuh memakan waktu lama ikan tongkol dengan bobot 8 kg dan 5 kg berhasil diangkat keatas kapal.

Hari Kedua
Mengawali strike pertama di kapal KM Putra Sulung 2 adalah kapten Ade Komarudin pada pukul 06.20 dengan berhasil menaikan ikan kurisi seberap 5 kg, disusul dengan dengan albanan pada pukul 06.45 dengan berhasil menaikan ikan kurisi. KM Shakila mengawali strike pertama adalah Achmadi pada saat jigging memperoleh GT lalu Usnirizal ikan balong berhasil dinaikan keatas kapal. Pada pukul 08.15 tim memutusaknan untuk trolling disekitaran pulau deli, karang cetek. 15 menit trolling umpan pun disambar strike…strike…Hanhan berjuang untuk menaikan ikan keatas kapal. perlawanan hanya 18 menit ikan tenggiri dengan bobot 10 kg berhasil ditaklukan dengan joran Biscayne Red MFG dan Ril Penn 30VSW, International V. Trolling disekitaran pulau tinjil, pukul 09.18 ril Penn 30VSW, International V kembali buinyi kreek…kreek,strike…strike…, kali ini Albana yang berhasil menaikan ikan tenggiri 8 kg dengan waktu 10 menit.
Cuaca pada saat hari kedua tidak mendukung tim untuk melanjutkan mancing, demi menjaga keselamatan ketua tim Hanhan yang berkoordinasi dengan kapten Ade Komarudin KM Putra Sulung 2 memutuskan untuk meyudahi mancing kali ini dan di begitu pula sebaliknya dengan KM Shakila yang dikapteni oleh Agus berkoordinasi dengan ketua tim Toni memutuskan untuk menyudahi mancing kali ini. Tepat pukul 13.15 menit tim tiba di Muara Binuangeun.

Permasalahan diundurnya tournament menurut analisis saya

saya mencoba untuk melihat kejadian ini dari sisi dan sudut pandang berbeda dan mengulas tentang isu-isu yang berkembang :
Mengenai solar bersubsidi
· Pertama, dimana bisa mendapatkan solar non subsidi di Binuangeun atau sekitaran daerah tersebut ?
· Kedua, Jenis kapal apa yang boleh menggunakan solar bersubsidi ?
· Ketiga, apakah ada permainan dibalik semua ini. Dalam arti tanda kutip !?
· Keempat, kenapa baru pada saat ini (IFT tournament 4) pihak aparat mempermasalakan solar bersubsidi. Dalam artian solar yang digunakan para nelayan dalam menggunakan kapalnya untuk disewa para pemancing.
Sarana dan Prasarana dalam arti kita berbicara mengenai infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar umum non subsidi, disekitaran Binuangen tidak terdapat atau tidak ada yang menjual bahan bakar khususnya solar non subsidi, dimana kita dapat memperoleh solar non subsidi apakah harus bawa dari Jakarta? Selagi kita berada di wilayah yang tidak menyediakan atau menjual solar non subsidi sebaiknya peraturan “Pasal 55 Undang-undang Nomer 22, tentang penyalahgunaan BBM bersubsidi”, ini tidak dapat diterapkan dan apabila Pemerintah memaksakan maka bagaimana nasib para nelayah yang mencoba mengais rezeki dari menyewakan kapal kepada para pemancing.
Kriteria atau jenis kapal seperti apa yang dapat menggunakan solar bersubsidi? Kalau kapal nelayan sudah pasti tapi kalau untuk kapal pesiar bagaimana, apakah semua jenis kapal pesiar (baik kecil maupun besar) harus menggunakan solar non subsidi. Lalu bagaimana jika para nelayan yang memiliki kapal pesiar ingin melaut? Apakah harus menunggu kapal disewa dari para pemancing atau para wisatawan, kalau jawabannya seperti itu bagaimana nasib keluarga para nelayan jika tidak ada penyewa sedangkan nelayan ini harus menggunakan solar non subsidi. Alangkah bijak kalau pemerintah mengkaji ulang atau lebih mempertegas lagi peraturan pasal 55 Undang-undang nomer 22 ini khususnya perhatian bagi para nelayan. Seperti saya ketahui dari Suryadi kapten kapal KM Putra Sulung II, bahwa dirinya memiliki kartu kuning yang dikeluarkan oleh kelurahan setempat untuk dipergunakan membeli bahan bakar khususnya solar bersubsidi atau adakah permainan dari pihak penyelenggara (orang yang bertanggung jawab) hingga isu atau prihal permintaan izin berlayar (SIB) tentang penyalahgunaan BBM ini mencuat karena adanya faktor x. Purnomo selaku panitia saat ditemui saya (24/02) menjelaskan bahwa mengenai faktor x panitia pelaksana tidak akan mencari kambing hitam atas tertundanya tournament ini, ujar Purnomo
Permasalahan BBM bersubsidi yang digunakan oleh para nelayan dalam arti yang menyewakan kapalnya kepada pemancing kenapa baru mencuat sekarang ini dan kenapa hanya di Binuangeun saja!? Bagaimana dengan wilayah-wilayah lainnya termasuk diantaranya adalah Ibukota Jakarta khususnya disekitaran Pantai Mutiara dan Ancol (dermaga marina). Disini kategori jenis kapal pesiar begitu banyak, kalau kita mengabaikan jenis kapal pesiar seperti apa yang dapat menggunakan BBM bersubsidi khususnya solar sangat tidak bijak apalagi kebanyakan dari pemilik bukanlah nelayan melainkan orang berada yang mampu membeli BBM non subsidi, saya tidak bermaksud menuduh para pemilik kapal pesiar di daerah ini menggunakan BBM bersubsidi tetapi ingin menekankan kalau memang membeli BBM non bersubsidi kota sekelas Jakarta banyak yang menjual BBM non bersubsi tetapi jika di Binuangen, lebak Banten dimana dapat memperoleh BBM non subsidi??. Ndi





MANCING BARENG THE ANCIENT BINUANGEUN ANGLERS (TABILER) DAN TVONE, 27-28 DESEMBER 2008. BINUANGEUN, DESA MUARA, KAB. LEBAK BANTEN



Binuangeun yang menjadi salah satu lokasi favorit mania mancing laut merupakan surga bagi para mania mancing laut karena banyaknya ikan dari berbagai jenis terdapat di Binuangeun.

Banyaknya ikan diperairan Binuangeun lantaran topografi atau struktur dasar lautnya berupa gugusan karang yang begitu panjang. Demikian pula untuk kedalaman lautnya yang bervariatif, naik turun sehingga kondisi demikian berbagai spesies ikan karang dan ikan permukaan (pelagis) banyak dijumpai diperairan Binuangeun. Bahkan cerita pemancing yang pulang dengan tangan hampa nyaris tak terdengar.
Tanggal 27-28 Desember 2008, saat Mancing Mania (MM) berkesempatan untuk meliput acara mancing bareng TABILER dengan TVONE di Binuangeun. Acara yang telah diagendakan rutin oleh TABILER setiap 1 bulan 1 kali untuk mancing di laut, kali ini TVONE yang diundang oleh TABILER tak meyiayiakan undangan yang diberikan oleh tim TABILER.
MM yang berangkat pada hari jum’at sore dari Jakarta untuk menuju lokasi Binuangeun, Lebak Banten bersama dengan Achmadi, Puji, Febru, Bayu, Alen, Yusrizal dengan dua kendaraan pribadi. Perjalanan menuju lokasi memakan waktu ± 5 jam jika ditempuh dari gerbang tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Jum’at pukul 10.30 WIB, tim TABILER sampai pada tempat pertemuan yang telah ditentukan yaitu, Villa Muara Kangen, Desa Muara, Kab. Lebak Banten, tempat ini dipilih karena lokasinya yang berdekatan dengan dermaga. Setelah seluruh tim TABILER berkumpul, brefing pun berlangsung dengan serius namun santai dengan ucapan kata yang sedikit nakal. “Ya, inilah ciri khas dari tim TABILER yang mana kalau berbicara sedikit nakal. Ini yang menjadikan TABILER dikenal dikalangan mania mancing laut”, imbuh Achmadi sambil tertawa.
Sekitar 45 menit brefing pun selesai dan tim menyepakati untuk menyewa dua kapal. Kapal yang digunakan tim adalah kapal KM. Putra Sulung 1 dan KM. Putra Sulung 2. Pada kapal KM. Putra Sulung 1 ditempati oleh Achmadi bersama Puji sang Istri, Tony, Yusrizal, Heru, Alen, kru TVONE (Sigit, Ina dan Putri) dan Kapten Suryadi beserta 4 anak buah kapal (ABK). Sedangkan KM. Putra Sulung 2 adalah Tono, Iyus, Febru, Bayu, MM dan Kapten Ade Komarudin beserta 3 anak buah kapal (ABK). Setelah pembagian tim selesai, tim tampak bersantai-santai untuk melepas rasa lelah dalam perjalanan dari Jakarta menuju Binuangeun yang memakan waktu cukup lama. Rasa kekeluargaan yang terjalin di tim TABILER sangat terasa sekali karena antara satu dengan yang lainnya tampak akrab tanpa mempedulikan status sosial mereka yang berbeda-beda. Tono, menegaskan jika tim TABILER ini menjunjung tinggi azas kekeluargaan tanpa melihat siapa dia dan profesi dia apa. Disini kami sama tidak melihat perbedaaan apapun karena kami adalah keluarga TABILER. Malam semakin larut tim pun memutuskan untuk beristirahan guna menjaga stamina, agar kondisi badan terjaga.

Hari Pertama, 27 Desember 2008
Sabtu, (27/12) pukul 07.00 tim sudah berkumpul kembali dan masing-masing mempersiapkan peralatan mancingnya dan menaikannya kedalam kapal masing-masing baik kapal KM. Putara Sulung 1 maupun KM. Putra Sulung 2 dengan dibantu para ABK. Acungan jempol layak dibei oleh para ABK KM. Putra Sulung 1 dan 2, tanpa dikomandokan mereka dengan sigap menyiapkan segala alat pancing. Sebelum berangkat kami (TABILER, TVONE & MM) sarapan pagi bersama dan berbincang-bincang hingga datangnya komando dari Kapten Suryadi dan Kapten Ade untuk menaiki kapal dan bersiap-siap untuk berangkat. Tepat pukul 08.10 kami pun berangkat menuju Tanjung Selatan, Pulau Tinjil.
Pukul 08.55, tim melakukan mancing Trolling, teknik mancing ini diperuntukkan ikan-ikan permukaan (pelagis) seperti, Barakuda, Marlin, Giant Trevally (GT), Lemadang, dan ikan permukaan lainnya dengan kecepatan kapal 7-8 knot. Sekian lama menunggu tidak terlihat kalau joran disambar ikan, menurut Iyus arus yang tidak bersahabat yang menyebabkan joran tidak disambar ikan. Pukul 10.30 para ABK menyiapkan makan siang dengan menu sayur sop, sarden dan campuran rujak bawang merah, bawang putih serta cabe. Pada pukul 11.35 tim memutuskan untuk mancing dasar karena joran tidak juga disambar ikan. Mancing dasar dengan kedalam laut mencapai ± 70-80 meter disekitaran Pulau Tinjil, Tanjung Selatan ikannya banyak khususnya ikan Krapu, ujar Kapten Ade.
Benar saja apa yang dibilang Kapten Ade, baru 10 menit setelah joran dilempar (pukul 11.45), diawali dari joran milik Tono yang disambar Ikan Krapu Merah dan berhasil diangkat keatas kapal tanpa perlawanan. 5 menit kemudian, Strike teriak Iyus yang tak mau kalah dengan Tono dan berhasil menaikan ikan Krapu Trotol, Andi sang ABK juga tak mau ketinggalan hanya dengan jeda 3 menit Andi berhasil menaikan ikan Krapu Merah. Pukul 12.00 makan siang telah siap disajikan oleh para ABK dan dengan rasa kebersamaan tim pun melahap santap siang bersama.
Setelah makan siang, Kapten Suryadi dengan KM. Putra Sulung 1 memberi isyarat kepada Kapten Ade untuk bergerak ke Ciara tempat berikutnya yang akan dituju oleh tim. Tim kembali memasang joran khusus untuk Trolling agar perjalanan menuju lokasi tidak sia-sia, siap tau pada saat menuju lokasi joran disambar ikan, ujar Febru. Benar saja, pada pukul 14.05 joran bunyi keras, kreek…kreeekk…strike…strike…teriak Iyus, kapten Ade langsung mengurangi kecepatan kapal. Pertarungan terjadi, Iyus yang tidak mau buruannya lepas berusaha untuk menaikan buruannya keatas kapal, para ABK menyiapkan jarok untuk menaikan ikan, setelah bertarung ± 15 menit ikan pun berhasil ditaklukan. Tim pun menyambut gembira dan suka cita. Malam hari pukul 18.20 tim kembali ke Tanjung Selatan untuk mancing dasar dan pada pukul 19.00, Andi, ABK kapal yang mengawali strike dimalam hari dengan berhasil menaikan ikan Kakap Merah keatas kapal, lalu disusul dengan Tono yang berhasil mengangkat ikan Krapu Ekor Kuning.
Tengah Malam sekitar pukul 11.30, Iyus yang mancing dengan menggunakan teknik Popping untuk berburu GT mencoba peruntungan. Hanya selang waktu 2 menit iyus berhasil menyambar GT, pertarungan berlangsung cukup lama dibandingkan siang hari pada saat bertarung dengan Barakuda, setelah 22 menit GT dengan bobot 5 kg pun berhasil ditaklukan dan dinaikan keatas kapal, tim kembali bersuka cita dalam sunyinya tengah malam di Tanjung selatan Pulau Tinjil.

Hari Kedua, 28 Desember 2008
Awal pagi yang indah dengan keindahan Sunrise di Tanjung Selatan, Pulau Tinjil. Seakan mengawali keindahan Sunrise, tim yang tak pernah merasa lelah mengawali hari kedua dengan awal yang baik. Ini ditandai dengan Double strike pada saat tim mancing dasar. Lagi-lagi Iyus dan Tono, ia dua orang ini mengawali hari kedua dengan indah, dengan berhasil double strike dan menaikan jenis ikan yang sama yaitu, ikan Krapu Lodi. Pada KM. Putra Sulung 2 seakan punya Iyus dan Tono semata, ini bukan tanpa alasan karena kedua orang ini saling bersaing dan tidak mau kalah, siri berganti keduanya bersaing menaikan ikan Krapu Lodi. Dimulai pada pukul 10.25 Iyus, pukul 10.30 Tono, begitu seterusnya hingga akhirnya pukul 11.00 tepat, saya (MM) tak mau ketinggalan dengan berhasil menaikan ikan Krapu Lodi, ini menjadi pengalaman pertama saya. Saling ledek-meledek pun terjadi hingga pada pukul 11.10 Tono berhasil menaikan ikan Krapu Lodi dengan berat 1,5 kg. Pada pukul 11.25, KM. Putra Sulung 1 merapat ke KM. Putra Sulung 2 untuk menyudahi dan memutuskan untuk kembali ke darat. Tak lama dalam perjalanan pulang Tono melihat tampak dua ekor ikan yang sedang berkeliaran dekat kapal yang hanya berjarak ± 10 meter. Tim meminta kepada Kapten Ade untuk memutar kapal, begitu kapal memutar arah joran yang digunakan untuk popping pun strike sekitar pukul 11.55. Kapten Ade mempelambat laju kapal, pertarungan langsung terjadi, tim yang menduga kalau ikan kali ini adalah ikan Marlin. Pertarungan sudah memakan waktu 23 menit saat ikan berhasil ditarik mendekati kapal tapi ikan tidak mau menyerah dan melarikan diri ke bawah kapal. Tarik menarik sangat seru terjadi dan para ABK yang telah siap-siap dengan jarog tanpa serius melihat petarungan Iyus, namun sangat disayangkan setelah 28 menit bertarung ikan pun berhasi melarikan diri. Tampak rasa kekecewaaan pada wajah Iyus tapi tim mencoba menyemangati Iyus. Inilah fungsi dari tim jika teman kita gagal janganlah disalahkan tapi diberi semangat lagi, imbuh Tono.
Pada pukul 14.10 menit kapal KM. Putra Sulung 1 dan KM. Putra Sulung 2 merapat kedermaga. Kami langsung menuju Villa Muara Kangen, ikan hasil tangkapan diturunkan dari atas kapal baik yang berada di KM. Putra Sulung 1 ataupun KM. Putra sulung 2. Percakapan mengenai hasil tangkapan pun mewarnai santainya hari minggu yang cerah, tampak beberapa orang pengelola villa sibuk menyiapkan bara api beserta alat panggang ikan. TABILER memutuskan untuk membakar sebagian ikan hasil tangkapan untuk santap siang, tampak semangat dari TVONE pada saat bakar ikan.
Saat MM mewawancarai kru TVONE (Sigit, Putri, Lissabrina) tentang pengalaman apa yang didapat pada saat mancing di laut mereka dengan kompak mengatakan bahwa ini merupakan pengalaman pertama mereka mancing di laut. Dan pada saat MM bertanya tentang TABILER, mereka (Sigit, Putri, Lissabrina) berpendapat kalau TABILER sangat kompak dan solit dengan ciri khasnya yang selalu mengucapkan kata-kata sedikit nakal, ujar kru TVONE. Ketiga kru TVONE pun mengakui kalau mereka mabuk laut, Lissabrina yang juga berhasil strike GT ini mengakui kalau dirinya mabuk laut hingga pusing dan lemas. ˝Itu baru semalaman kalau lebih dari itu mungkin saya bisa bunuh diri“, ungkapnya sambil tertawa.
Setelah ikan matang terpanggang kami pun menyantap ikan hasil buruan dengan lahap. Tapi dibalik itu semua TABILER menyimpan sedikit kekecewaan karena ikan hasil tangkapan kali kurang maksimal. Puji, mengatakan kalau hasil tangkapan ini hanya sekitar 30 % dari hasil tangkapan biasanya pada saat TABILER memancing di Binuangeun sebelumnya. Jenis ikan yang berhasil diperoleh adalah Ikan Barakuda, Ikan Krapu Lodi, Krapu Ekor Kuning, Kakap Merah, GT, Jenahan dan satu Gurita serta satu Ular laut pada saat Trolling yang dilakukan oleh KM. Putra Sulung 1.
Pukul 15.30 kami (TABILER, TVONE, & MM) bersiap untuk kembali ke Jakarta. Sungguh luar biasa dapat mancing bareng TVONE & MM, ujar Tony. Sebelum kembali ke Jakarta kami foto bersama sebagai kenang-kenagan dan merupakan kado terindah akhir tahun 2008. Ndi