Efek Dari perburuan Kroto
Belakangan ini kita dihebohkan dengan maraknya pemberitaan tentang serangan ulat bulu di berbagai daerah di Indonesia. Anehnya, serangan itu justru ada di kota-kota dan pinggirannya, bukan di pelosok desa, mengapa? Karena salah satu dampak negatif dari perburuan liar kroto yang berkelanjutan.
Pada kesempatan ini ane mencoba mengaitkan tentang fenomena maraknya ulat bulu yang menyerang di berbagai tempat di Indonesia. Bagi para mania siapa yang tidak mengenal kroto? Ya, kroto tak pernah lepas dari pemancing untuk dijadikan umpan menangkap ikan atau untuk meracik bahan umpan untuk mancing harian ataupun lomba.
Ketika usaha perburuan kroto terus berkelanjutan tanpa menyisakan koloni untuk perkembangbiakan generasi berikut dari semut rangrang, maka inilah salah satu penyebab datangnya serangan ulat bulu. Setidaknya para penghobi mancing turut ambil bagian pada menyebarnya wabah ulat bulu ini.
Apakah salah jika para penghobi mancing termasuk orang yang harus merasa berdosa. Sebab, hebohnya dunia mancing semakin memiskinkan predator alami ulat, termasuk ulat bulu. satu di antaranya adalah semut rangrang yang ketika masih dalam bentuk larva dan pupa, yang disebut kroto, terus kita keruk dari alam.
Semut rangrang adalah pemakan telur dan anakan ulat, termasuk ulat bulu. Ketika mereka semakin menipis di alam, mengganaslah ulat!!! Bisakah kita menghentikan, meski secara perlahan, perburuan kroto? Jawabnya adalah, tergantung bisa dan tergantung kepada besarnya kepedulian kita.
Untuk turut membantu/setidaknya para penghobi mancing dengan tidak menggunakan kroto saat memancing, baik apapun alasanya dengan demikian kita turut andil dalam menstabilkan perkembangbiakan semut rangrang. MB (http://omkicau.com n berbagai sumber lain)
saya sangat tidak setuju di karenakan faktor kroto penyebab maraknya ulat bulu ... kenapa penggemar burung tidak di salahkan ? bukannya ini juga merupakan faktor penting juga ? jangan salah saat hujan begini kroto susah bersarang di karenakan sarangnya kebasahan ,,,,
BalasHapusterima kasih telah sudi mampir ke blog saya ini,
BalasHapusSaya mengatakan :
karena kebanyak saya menulis tentang memancing jd sy mengambil dr apa yg sy fokuskan saja. memang benar kl penghobi burung jg menjadi pengguna kroto utk pakan burung n memang benar pula jika saat musim hujan kroto sulit ditemukan, namun saat ini sdh ada penangkaran kroto. Saya selaku penulis sdh menanyakan langsung keberbagai sumber termasuk ke pemancing, memang faktor kroto bukan menjadi penyebab maraknya ulat bulu tetapi jika dicermati dan bila dilihat dari rantai makannya semut rangrang menjadi pemangasa lava ulat bulu. Jadi apabila kroto diambil secara trus menerus siapa yg akan melaksanakan tugas memamakan ulat bulu?? apakah kita sebagai manusia yg hrs mengkunsumsi ulat bulu. Sy menyampaikan ini karena bermaksud menggugah dari sisi pemancing utk tidak menggunakan kroto saat memancing (walaupun sulit setidaknya bisa mengurangi dosis penggunaan kroto hingga menemukan pengganti kroto utk bahan peracik umpan. demikian terima kasih