Minggu, 08 Januari 2012

Ekspedisi Tual

Surganya Sport Fishing

Tual merupakan sebuah kota di Provinsi Maluku, Indonesia. Kota yang berada di Indonesia Timur ini menyimpan berbagai hot spot untuk memancing khususnya untuk para mania pecinta sport fishing seperti popping dan jigging. Pada edisi fokus ini kami menurunkan laporan tentang perjalanan mania mancing pecinta sport fishing di Tual, Maluku Tenggara.

Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas adalah salah satu provinsi tertua di Indonesia. Ibukotanya adalah Ambon. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku.

Trip mancing kali ini dilaksanakan di Kota Tual. Kota Tual merupakan sebuah kota di Provinsi Maluku, Indonesia. Kota Tual pernah menjadi bagian dari Kabupaten Maluku Tenggara. Pembentukan Kota Tual sebagai daerah otonom pun pernah dipertentangkan secara hukum oleh beberapa pihak yang merasa tidak puas, kemudian berakhir di putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang menyatakan bahwa Kota Tual tetap sah dan memenuhi syarat sebagai kota otonom. Kini pemerintahan kota di sana telah berjalan efektif.

Kabupaten Maluku Tenggara terdiri atas 4 kecamatan, yang dibagi lagi atas 26 desa dan 3 kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Tual. Kota Tual yang memiliki Luas 254,39 km² banyak menyimpan potensi, khususnya akan potensi wisata bahari tidak hanya itu potensi laut yang masih terjaga membuat Tual juga dikenal sebagai salah satu spot sport fishing yang terkenal bahkan sudah mulai tersebar ke mancanegara.

Ajakan Ke Tua
Berawal dari obrolan ringan tentang mancing, tak diduga tercetus untuk trip mancing bareng yaitu ekspedisi mancing ke Tual, Maluku dan setelah dilakukan beberapa kali pertemuan dengan para mania, maka diputuskan untuk trip mancing selama 9 hari yaitu dari tanggal 22 November sampai dengan 1 Desember 2011. Dengan asumsi perjalanan pulang pergi 3 hari dan Mancing 6 hari di atas kapal.

Setelah satu sama lain berkoordinasi, maka para mania yang terdiri dari Iwan, Yonk, Hadi, Antoni dan Verdi selaku pemandu mancing di Tual nanti sepakat untuk trip ke Tual dan disepakati jika nanti sudah di Tual teknik mancing yang digunakan adalah popping.

Seperti diketahui bahwa mancing dengan teknik popping butuh tenaga ekstra untuk bisa strike dan fight dengan ikan buruan. Belum lagi jarak tempuh antara Jakarta dan Tual yang cukup memakan stamina, jadi disini para mania dituntut untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit saat trip berlangsung.

Tanggal 22 november 2011 kami pun berangkat dari Jakarta melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta). Berangkat dari bandara Soetta, Jakarta sekitar pukul 01.30 WIB, selama 2 jam ditempuh akhirnya sampai juga di Bandara Pattimura Ambon dan dari sana langsung melakukan penerbangan lagi ke Bandara Tual-Maluku dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.

Tiba Di Tual
Sekitar pukul 08.00 WIT kami tiba di Bandara Tual, dari bandara ke dermaga kapal yang akan kita pakai sangatlah dekat tetapi apa mau dikata setelah semua sudah prepare dan siap berangkat, ternyata koper dan peralatan piranti mancing milik Hadi, yang merupakan salah satu tim dari kami tertinggal di bagasi Bandara Pattimura, Ambon.

Mau tidak mau kami harus tunggu penerbangan berikutnya dan menunda keberangkatan mincing. Syukurlah setelah semua barang tiba di Tual dalam kondisi baik dan tidak ada barang yang hilang.

Akhirnya sekitar pukul 18.30 WIT kamipun langsung berangkat menuju ke spot-spot potensial yang ada di Tual dan pertama kali yang kami tempuh adalah spot paling terjauh dari beberapa spot yang ada, perjalanan menuju spot pertama di tempuh dengan waktu sekitar ± 5 jam dari dermaga.

Jalannya Trip
Pada hari pertama mancing yaitu saat pagi menjelang, semua anglers bersemangat untuk mancing dengan tehnik sport fishing yaitu salah satunya Popping.
Adrenaline langsung terpacu saat melihat spot potensial di Tual ini, pemandangan yang begitu indah, ditambah cuaca yang sangat mendukung dan yang membuat spot ini amazing adalah karang-karang besar yang berada di bawah permukaan laut dengan ke dalaman air laut sekitar 20-40 meter. Perfect for sport fishing…

Tak menunggu lama, kamipun langsung menyiapkan piranti popping dan dalam hitungan menit popper-poper mulai berterbangan mulai dari jenis chugger, pencil dan yang lainnya. “Strikessssss……….. Strikesssss……….,” Iwan mengawali strike dan sekitar 5 menit ikan pun naik dan ternyata Baracudda besar dengan ukuran sekitar ± 20 kg.
Anglers yang lainnya pun langsung berujar, “ikan selain GT, gak masuk hitungan ya,”. Iwan hanya tersenyum dan langsung bergabung kembali dengan teman-teman yang lainnya. Saat semuanya bersemangat dan fokus ber-popping ria, giliran Hadi yang terkejut saat popper yang digunakannya disambar GT besar.

Bunyi ril shimano dan lengkungan Joran Maguro Napoleon pun membuat sensasi popping semakin terasa. Tenaga ikan yang begitu besar membuat perlawanan semakin sengit dan terlihat stamina Hadi mulai menurun karena terkuras dengan perlawanan ikan yang pantang menyerah. semua rekan-rekan terus memotivasi Hadi, walaupun agak lama dalam menghajar ikan tetapi akhirnya GT dengan bobot ± 25 kg berhasil dinaikkan ke atas kapal dan setelah mendokumentasikan, ikan GT yang di dapat langsung dilepaskan kembali ke laut.

“Ini merupakan pengalaman yang pertama buat saya mendapatkan GT Besar, suatu pengalaman yang sangat spektakuler dan luar biasa,” ujar Hadi di sela-sela helaan nafasnya akibat kelelahan sehabis menghajar ikan.

Setelah Hadi, kini giliran anglers lainnya yang mendapatkan strike, mulai dari Iwan, Yonk, Antoni dan Verdi. Semua ikan yang naik ke atas kapal adalah ikan GT Mama yaitu kisaran beratnya di atas 15 kg ke atas.

Begitu memasuki siang hari, semua beristirahat di kapal untuk makan bersama, bercanda ria dan sharing hingga tidak terasa hari mulai sore kami pun kembali Popping dan bagaikan Gatot kaca yang ototnya dari baja dan tak kenal lelah, kami pun heran kenapa tenaga dan semangat kami terus berkobar-kobar untuk terus menerus melakukan popping. Mungkin karena spot dan ikan-ikan disana sangatlah potensial jadi adrenalin ikut terpacu tinggi.

Strikeeeeeeee… Giliran Antoni yang membuat kejutan, dengan penuh semangat langsung menghajar ikan dan beberapa lama kemudian ikan pun menyerah. Ternyata GT super big mama karena ikan diperkirakan di atas 30 kg, semua bersorak sorai meluapkan kegembiraan atas keberhasilan menaklukan GT dan setelah diabadikan untuk dokumentasi foto GT Big Mama pun kembali di release.

Sebagai informasi saja bahwa semua ikan GT yang di dapat langsung dilepaskan kembali atau dikenal di dunia mancing dengan nama atau sebutan “sistem Cats and Release (CnR), ini merupakan kesepakatan semua anglers di awal trip dan demi untuk menjaga potensi dan populasi ikan GT yang berada di Tual.

Memasuki malam hari semua anglers tampak lelah dan memutuskan untuk istirahat total demi pemulihan tenaga untuk mancing esok harinya. Tim berharap perburuan GT akan terjadi lagi seperti di hari pertama.

Dihari kedua dengan spot yang berbeda, semua anglers bangun pagi hari salah satu anglers berucap “waktunya berolah raga, it’s popping times…”
Tidak jauh berbeda dengan spot hari pertama, spot kedua ini pun sangat menjanjikan hampir semua anglers setiap harinya rata-rata strike hingga 15 ekor GT besar perorang dan yang lebih menakjubkan lagi, yaitu pada saat Yonk mendapat sambaran GT besar. Dengan tenaga full power dan tehnik tinggi, GT besar yang diperkirakan sekitar 40 kg pun ditaklukan hanya dalam waktu 7 menit, luar biasa… fantastis..!!

Ketika sore mulai memasuki malam hari, beberapa anglers mencoba memancing dengan tehnik sport fishing lainnya, yaitu teknik Jigging. Ternyata spot kedua ini potensial juga untuk jigging karena hampir semua anglers mendapatkan strike dan salah satunya adalah Iwan yang berhasil mendapatkan tuna gigi anjing dengan ukuran yang lumayan besar.

Memasuki hari ketiga dan ke empat, spot yang kami datangi semakin dekat ke arah pulang, yaitu arah ke dermaga. Seperti biasa, kami memulai pagi dengan mancing tehnik popping. Walaupun untuk kualitas spot masih kalah dari spot pertama dan kedua, namun ikan di hari ketiga dan ke empat tetap banyak tetapi untuk ukuran berkisar 10 kg.

Tual merupakan surganya pemancing Sport Fishing karena selain pemandangan yang sangat indah, potensial alam dan kekayaaan dalam lautnya luar biasa beraneka ragam. Kamipun menyempatkan menikmati semua itu, air laut yang begitu jernih membuat kami tergiur untuk berenang bersama-sama dan berbaur dengan penduduk setempat untuk menikmati lebih dalam surganya alam Indonesia.

Hari kelima yang seharusnya semua anglers masih masuk jadwal mancing, terpaksa dibatalkan karena ada beberapa faktor yang tidak bisa dielakkan. Walaupun ada rasa kecewa beberapa anglers karena masih penasaran untuk mancing lagi tetapi akhirnya dengan lapang dada semua anglers memutuskan untuk kembali ke dermaga dan beristirahat di kota tual selama 1 hari.

Sambil menunggu jadwal penerbangan dari Tual-Ambon-jakarta kami sempatkan untuk berjalan-jalan mengelilingi kota Tual. Kami disambut keramahan dari penduduk local dan tak ketinggalan pula untuk mencicip makanan serta minum khas daerah ini. MB (seperti dikisahkan hadi dan iwan)

Hadi Hamzah
Potensi Indonesia Timur

Walaupun telah beberapa hari tiba di Jakarta tetapi hampir semua anglers masih terus terbayang-bayang semua kenangan indah mancing di Tual, bahkan Hadi pun juga bertutur demikian.

“Potensi Sport Fishing yang sangat luar biasa indahnya menggoda selalu untuk kami berharap dapat kembali mancing disana, bahkan kami menganggap Tual adalah salah satu surganya pemancing sport fishing khususnya di perairan timur Indonesia,” ujar Hadi. MB

Iwan Purnama
Determinasi Tual


Tual menyimpan kenangan yang mengesankan, butuh tenaga ekstra untuk mempersiapkan diri mancing di Tual. Sengitnya perlawanan GT mama menjadikan determinasi meningkat dan adrenalin pun terpacu untuk menaklukan GT buruan.

“Spot yang luar biasa dan sangat cocok untuk mancing dengan teknik popping, bahkan saat jigging pun juga tak kalah luar biasanya,” ujar Iwan. MB

Menuju Tual
Bagi anda para mania yang ingin trip ke Tual, terlebih dahulu menuju Ambon. Untuk ke Maluku Tenggara sendiri, para mania dapat menggunakan pesawat terbang ataupun kapal laut dari Ambon. Perjalanan dari Bandar Udara Pattimura, Ambon, menuju Bandar Udara Dumatubun di Langgur ditempuh sekitar 1,5 jam dengan menggunakan pesawat berbadan kecil.

Bagi yang gemar menggunakan angkutan laut, perjalanan dapat dilakukan dari Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, menuju Pelabuhan Tual. Perjalanan ini berlangsung sekitar 18 jam dengan menggunakan kapal penumpang milik PT. Pelni.
Waktu yang tempuh melalui jalur laut tersebut sudah termasuk singgah sekitar ± dua jam di Pelabuhan Banda Naira. Namun, perjalanan laut ini biasanya hanya satu kali dalam satu minggu. MB (berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar